Photobucket

Senin, 29 November 2010

Maliq & D Essentials - Hadirmu

Ingin kulihat dari matamu
Bilakah kaupun merindukanku
Terasa indah di hatiku
Saat dirimu hadir untukku
Ingin kudengar dari hatimu
Sudikah kau tuk temani aku
Begitu indah kurasakan
Bila hadirmu memang untukku..dan kini
Chorus
Takkan ada ( yang mengisi hatiku)
Dirimulah (satu kan mengisi hatiku)
Percayalah(kukatakan pada dirimu…sayangku hanyalah untukmu nana…nana…nana)
Selamanya…Selama-lamanya
Hari ini esok dan nanti
Kau tetap terindah di hatiku
Bila kau inginkan aku

Dapatkah kau dengar detak jantungku
Kau bukakan mata hatiku
Kau yakinkan diriku
Akankah cinta ini yang kan satukanku denganmu
Selamanya…selama-lamanya

Hari ini esok dan nanti 2x
Ingin kudengar dari hatimu
Bilakah kaupun merindukanku
Ingin kudengar dari hatimu
Sudikah kau tuk temani aku

maliq & d'essentials - sampai kapan

Menantikanmu dalam jiwaku Sabarku menunggu…
berharap sendiri Aku mencoba …
merindukan bayangmu
Karena hanyalah bayanganmuyang ada
Hangat mentari dan terangnya rembulan
Mengiringi hari-hariku yang tetap tanpa kehadiranmu
Indahnya pelangi yang terbit kala sinar matamu menembus relung hati..ku

Pantaskah diriku ini mengharapkan
Sesuatu yang lebih dari hanya sekedar perhatian dari dirimu
yang kau anggap biasa saja
Atau mestikah ku simpan dalam diri
Lalu ku endapkan rasa ini terus
oo…yeah..yeah…selama-lamanya
Diriku cinta dirimu
dan hanya itu lah Satu
Yang aku tak jujur kepadamu
Kuingin engkau mengerti
Mungkinkah engkau sadari
Cinta yang ada di hati..ku
Tanpa sepatah kata kuucapkan padamu

Oo..oo.oo
Sayang
dapatkah aku memanggilmu…
sayang

Sampai kapan
Akupun tak sanggup tuk pastikan
Kudapat memendam seluruh rasa ini

Dengarlah…
jeritan hatiku
untukmu Oo..oo.oo
Dan aku ingin engkau mengerti
apa yang dihatiku…
Sanubariku
Kita kan berdua selamanya… yeah…yeah

maliq & d'essentials - kangen

tanpa dirimu
yang aku rindu kasih
melayangku bersama bayang dirimu
mestinya
kau ada di sini bersamaku
untuk bercanda
memadu kasih berdua slamanya

tiada lagi dapat kubuat
untuk hilangkan rasa ini
lagu ini tak kan membuat
hasrat hati yang ku miliki
bawalah daku bersama ke dalam setiap langkahmu
di manapunengkau berada
kangen aku pada dirimu
tiada akan dapat ku obati
tanpa kubelai rambutmu
kucium pipimu
dan kunikmati senyummu

se..senyum di wajahmu

kuinginkan senyum di wajahmu
kurindukan senyum di bibirmu

Minggu, 28 November 2010

Cara Mengobati Insomnia

sumber gambar: google
akhir akhir ini kebiasan banget tidur siang malemnya melek alias gak bisa tidur sampe pagi, huftt bosen juga kaya gini terus cuma gimana lagi susah benget buat bisa tidur malem kayanya, ga percaya? liat aja ni phostingan ika posting jam berapa? wkwkwkk....
jadi ika iseng ngshare nih tentang dan cara ngobatin insomnia semoga aja bermanfaat buat kita kita yang menderita kebiasaan ini..

Insomnia didefinisikan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk tidur atau mempertahankan tidur selama beberapa jam. Penyebab insomnia diantaranya : terdapat penyakit, stres, konsumsi  kafein atau alkohol, kecanduan obat, dll .. Jika Anda ingin menyembuhkan insomnia Anda harus  mencoba diet insomnia.
Nutrisi sangat penting terutama dalam pencegahan dan pengobatan insomnia dan sangat penting untuk mendeteksi dan menghindari makanan yang menyebabkan insomnia. Ada beberapa jenis makanan yang membantu mendorong tidur (menyebabkan kantuk), sementara yang lain menghambat itu. Untuk menghilangkan insomina Anda harus makan makanan yang tepat.

Makanan seperti sayuran, sayuran berdaun hijau, biji-bijian (gandum, beras merah) segala jenis jamur, buah,  kemangi merupakan sumber yang kaya karbohidrat kompleks, yang memiliki sedikit efek obat penenang. Karbohidrat meningkatkan sekresi serotonin, neurotransmiter yang menginduksi tidur. Minum segelas susu skim hangat di sore hari, sebelum tidur adalah tindakan yang tepat untuk mengatasi insomnia. Hal ini salah satu solusi insomnia tertua dan paling efektif.  Susu mengandung triptofan yang melalui transformasi biokimia bisa diubah menjadi serotonin, yang mengindukasi tidur (membat mengantuk) dan mencegah bangun lebih awal.

Selain itu, selada memiliki reputasi yang kuat untuk memerangi insomnia. Hal ini karena selada  mengandung zat yang mempunyai struktur yang mirip dengan opiat. Jadi, seladasebaiknya harus menjadi bagian dari makan malam bersama dengan sayuran, kacang-kacangan dan ikan. Semua makanan ini mengandung vitamin B3 atau niacin, yang terlibat dalam sintesis serotonin yang menginduksi rasa ingin tidur yang sehat. Lemon jus bisa menjadi minuman lezat, yang sebenarnya membantu mendorong untuk tidur (kantuk).

Adapun makanan penyebab insomnia dan harus dihindari oleh penderita insombia. Yaitu: kopi, teh, cola, alkohol, nikotin, coklat, makanan pedas, aditif makanan, makanan kaleng, garam dan gula berlebih.

Sensitivitas terhadap makanan/bahan makanan ini bervariasi dari satu orang ke orang lain. Ada orang yang memakan coklattanpa kafein kopi dan tidak bisa tidur. Alkohol, misalnya, adalah zat yang mempengaruhi kualitas dan durasi tidur. Dengan mengkonsumsi alkohol,  adrenalin dilepaskan dan menghambat  pengangkutan triptofan ke otak dan sehingga mengurangi tingkat serotonin. Akibatnya sulit tidur.

Makanan yang kaya protein harus dihindari, terutama pada jam-jam malam hari. Daging merah, ikan tuna atau kalkun, susu, selada dan roti adalah pilihan yang baik untuk makan malam. Sebaliknya, ham, sosis, keju, kentang, bayam, terung, tomat adalah makanan yang mengandung tyramine, yang meningkatkan jumlah noradrenalin disekresi oleh otak (membuat anda slit tidur).

hipoglikemia nokturnal adalah kasus lain yang harus dihindari karena memiliki pengaruh pada kualitas tidur Anda. Bila Anda memiliki tingkat gula darah yang rendah, tubuh melepaskan glukosa dalam aliran darah, mengatur zat yang merangsang otak, yang pada gilirannya membuat Anda sulit untuk tidur. Karena akan terasa lapar terus menerus (perasaan ingin ngemil).

Anda dapat memastikan tingkat gula darah stabil dengan secara bertahap denganmenggantikan karbohidrat olahan dengan yang kompleks. Karbohidrat kompleks memberikan sensasi mengenyangkan untuk jangka waktu lama. Sehingga saat tidur tidak akan terganggu oleh rasa lapar yang tiba-tiba datang. Dengan mengikuti diet insomnia Anda akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mendapatkan tidur malam yang baik.

SUMBER : pengobatan-dan-pencegahan-insomnia-melalui-diet-makanan

Pamer Logo My First Blog Ahh

ihiiiiiyyyyy....
akhir'y blog ini punya logo jg, yahh biyar gaya lah sedikit...hihiii
logo ini ika bikin sendiri lowh boleh iseng - iseng gara gara ga ada kerjaan malem minggu begini, mo edit photo males jd edit yg simple z dh, ni ngedit'y pake aplikasi dari internet cobain aja disini, gampang ko, tinggal daftar terus design dah logo'y sesuka kamu...
nahh berhubung ngedit di logoease simple banget jadi logo my first blog ini ditambahin sedikit sentuhan photoscape, kalo belum punya tinggal klik aja terus download deh..
sisa'y tinggal gimana daya kreatifitas kamu aja, ika yakin pasti pada kreatifkan nih pasti hasil'y jauh lebih baiklah...huhuuuyy...

Sabtu, 27 November 2010

Teknik Shutter Speed

Berkembangnya ilmu dan teknologi. Membawa pula perkembangan bagi dunia fotografi. Yang kemudian mengantarnya pada era digital. Ya…yang dulu Analog (menggunakan media film), sekarang berkembang menjadi Fotografi Digital. Fotografi digital memudahkan kita memahami dunia fotografi, hasil jepretan langsung bisa di review melalui jendela LCD, sehingga kita bisa mengevaluasi hasil jepretan, karena data teknis yg berkaitan dengan Jepretan tadi terlihat dan terekam, berbeda dengan Fotografi Konvensional, dimana kita harus mencetaknya dulu baru dapat melihat, me-review dan mengevaluasi hasil jeperetan, data teknis-nya pun kita harus mencatatnya terlebih dahulu, sehingga butuh banyak biaya dan waktu yg terbuang untuk bisa memperbaiki kemampuan fotografi kita.

Seni Fotografi digital bisa diibaratkan sebagai melukis dengan cahaya, dalam hal ini kamera dan Lensa yang menggantikan peran kuas dan cat. Ada dua hal yg memegang peranan terpenting dalam kamera dan lensa, yaitu Shutter Speed dan Aperture.
Shutter Speed adalah lamanya waktu yg diperlukan untuk menyinari sensor CMOS ato CCD pada kamera digital, dan Film pada kamera konvensional. Pada Kemera tertera angka-angka 250,125,60,30,15 dst. Ini berarti lamanya penyinaran adalah 1/250 detik, 1/125 detik, 1/60 detik, dst.
Semakin besar angkanya berarti semakin cepat waktu yg digunakan, hal ini akan menciptakan efek diam (freeze), misalnya kita akan memotret objek yg sedang bergerak, misal mobil, dengan efek diam, kita memerlukan setidaknya shutter speed diatas 1/125 detik.
Sebaliknya bila kita akan memotret objek tersebut dengan efek bergerak, maka dibutuhkan shutter speed kurang dari 1/125 detik, sebaiknya dilakukan dengan cara mengikuti arah gerak objek, hal ini disebut teknik panning.
Dua hal diatas tergantung juga dari kecepatan objek tersebut bergerak, semakin cepat objek bergerak, berarti semakin tinggi shutter speed yg dibutuhkan agar memperoleh efek diam atau bergerak yang kita inginkan, Perlu diperhatikan, semakin rendah shutter speed, akan mengakibatkan semakin besar juga kemungkinan terjadinya camera shaking, yg akan mengakibatkan hasil jepretan menjadi goyang dan tidak tajam.
Agar aman, gunakan shutter speed diatas 30 atau 1/30 detik, kalo memang menginginkan shutter speed lebih rendah, misal 1/15 detik, 1/8 detik atau yg lebih rendah, gunakan gunakan penyangga ato tripod

istilah istilah photography

pada dunia photography (ceilehhh gaya nh :P)...
banyak banget istilah yang ika ga tau berubung ika orang'y so tau n pengen tau..hehee
jadilah postingan ini dengan cara PCL (posting colongan :D)..
tapi maaf maaf ni istilah'y ga mulai dari A abis dapet'y cm itu... :D
baiklaaahhh langsung saja kita pangilkan (looohhh!!!)
kalo mo ikutan jd orang yang so soan doyan photography padahal mah ga tau pa pa sok aja dibaca ampe puyeng... :p
cekidot..

LS:
Singkatan dari longshot. Dengan lebih mendekatkan objeknya, shot ini tetap masih memberikan sudut pandang lebar tetapi sudah mulai mengarahkan perhatian pada objeknya dengan memisahkannya dari latar belakang yang mungkin mengganggu.

MACRO:
Makro. Pengertiannya dalam fotografi adalah sarana untuk pemotretan dari jarak dekat. Fotografi makro akan menghasilkan rekaman (pada film) yang sama besar dengan benda aslinya (1:1), atau paling kurang separuh dari benda aslinya (1:2), namun demikian pada lensa-lensa jenis zoom yang mempunyai fasilitas untuk menghasilkan rekaman seperempat dari benda aslinya (1:4) juga sudah bisa dikatakan makro.

MACRO LENS:
Lensa makro. Lensa yang digunakan untuk pemotretan dengan objek yang berukuran atau pemotretan berjarak dekat (mendekatkan pemotret ke objek), umumnya dipakai untuk keperluan reproduksi karena dapat memberikan kualitas prima dan distorsi minimal. Misalnya: untuk memotret bunga, serangga, dll.

MACRO PHOTO:
Dibuat dari jarak dekat, bisanya tentang benda atau binatang kecil. Perlngkapan kerjanya biasanya menggunakan lensa makro untuk mendekatkan pemotret ke objek fotonya.

MAGNETIK:
Berdaya magnet.

MAGNIFICATION:
Pembesaran. Dikukur dari gambar film dibandingkan dengan ukuran aslinya.

MANIPULASI FOTOGRAFI:
Teknik mengubah hasil cetak yang ditangkap oleh kamera untuk menciptakan suasana tertentu. Foto-foto realitas dikembangkan sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambar yang tidak biasa lagi.

MANUAL:
Dikerjakan dengan menggunakan tangan dengan mengesampingkan tenaga otomatik.

MEDIUM FILM:
Film dengan kecepatan sedang (ISO 100, 200). Kelompok film yang paling popular dan banyak diminati pemotret. Ideal untuk pemotretan dalam cuaca yang terang/cerah.

MEDIUM FORMAT CAMERA:
Kamera format medium. Adalah jenis kamera SLR yang menggunakan jenis film 120 mm. Dibandingkan dengan kamera format kecil, kamera ini mempunyai keunggulan dalam hal pembesaran cetakannya yang optimal sehingga umumnya dipergunakan untuk memotret objek orang (potret) yang berkarakter, yang menampakkan detail kuat seperti misalnya kulit keriput orang tua.

MEGALIGHT:
Adalah sebutan untuk sebuah lampu flood yang mempunyai kapasitas atau kemampuan cahaya yang amat besar hingga 7 meteran.

MESNICUS LENS:
Adalah lensa tipis yang berbentuk bulan sabit.

METERING:
Pola pengukuran cahaya yang biasanya terbagi dalam 3 kategori. Centerweight, evaluative/matrix dan spot.

METERING CENTER WEIGHT:
Pola pengukuran cahaya yang menggunakan 60 persen daerah tengah gambar.

METERING MATRIX:
Pola pengukuran pencahayaan berdasarkan segmen-segmen dan prosentase tertentu.

METERING SPOT:
Pola pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu yang terpusat.

MF:
Manual Focus, adalah cara kerja menemukan fokus atau penajaman gambar yang dilakukan dengan menggunakan tangan.

MICRO DIAPRISM:
Kumpulan prisma-prisma kecil yang berfungsi untuk mendapatkan ketajaman gambar melalui pengamat.

MCROPRISM:
Prisma mikro. Sistem penemu jarak optis yang menggunakan prisma halus atau kumpulan prisma-prisma kecil yang berfungsi untuk mendapatkan ketajaman gambar melalui pengamat.

MICROPHOTOGRAPHY:
Fotografi yang menggunakan film berukuran kecil dengan menggunakan bantuan mikroskop.

MULTICOATEDla FILTER:
Filter anti-flare untuk mencegah refleksi intern dalam lensa oleh pantulan cahaya. Diciptakan untuk lensa yang belum multicoated.

MULTI EXPOSURE:
Sering disebut dengan singkatan ME. Memberikan pencahayaan lebih dari satu kali pada satu bingkai film.

MULTIPOINT READING:
Suatu pembacaan atau pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan terhadap berbagai titik objek foto.

MULTIVISION FILTER:
Filter yang digunakan untuk membuat gambar ganda dalam sekali jepretan. Filter ini dibuat dengan menggunakan kaca yang sengaja diasah menurut tujuannya - berkeping prisma 3,5, disusun melingkar, berjajar atau paralel berulang-ulang.

MULTILAYER COATING:
Penyelaputan berlapis-lapis pada lensa.

MULTIPLE EXPOSURE:
Fasilitas pemotretan berulang pada satu bingkai (frame) yang sama.

MULTIPLE EXPOSURE LEVEL:
Tuas bidikan ganda. Adalah tombol untuk menyiapkan kamera pada posisi siap bidik tanpa memajukan film ke bingkai berikutnya. Digunakan untuk melakukan lebih dari satu kali pencahayaan (exposure) pada bingkai yang sama dalam pemotretan. Alat ini dipakainya bersamaan dengan pengokangan film.

NANOMETER:
Satuan pengukur panjang gelombang. 1 Nanometer = 1nm adalah sepermiliarmeter.

NATURAL AND ENVIRONMENT (NE/NES):
Salah satu kategori yang dilombakan dalam World Press Photo. Foto-foto atau sekumpulan foto bercerita dari subjek berupa lingkungan dan alam:flora, fauna, lanskap, ekologi, dsb.

NATURE PHOTOGRAPHY:
Fotografi alam yang berkaitan dengan alam semesta, misalnya darat, laut, sungai, dll.

ND FILTER:
Filter ND. Filter ini berfungsi untuk menurunkan kekuatan sinar 2 kali sampai 8 kali. Filter ini bernada abu-abu muda atau sedang dan tidak mengubah warna gambar.

NEBULA FILTER:
Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi.

NEGATIF:
Kebalikan dari aslinya. Yang menghasilkan gambar negatif.

NEGATIF FILM:
Film negatif atau klise, adalah sebutan untuk citra yang terbentuk pada film sesudah dipotretkan dan sesudah dikembangkan, di mana bagian yang terlihat gelap pada gambar, pada objek terlihat terang. Warna yang timbul berlawanan karena bagian terang dari objek memantulkan banyak cahaya ke film dan menghasilkan area gelap.

NEUTRAL DENSITY:
Kepadatan netral yang tidak mengandung warna. Sebutan ini biasanya dipakai untuk lensa penyaring yang berfungsi untuk mengurangi kecerahan sinar.

NEWS FEATURE:
Sering disebut dengan cerita di balik berita, yaitu suatu foto yang menyajikan sisi lain dari suatu situasi atau aneka peristiwa yang hangat.

NIKON:
Salah satu merek peralatan kamera buatan Jepang.

NIRMANA:
Adalah susunan gambar dalam bingkai, jalannya garis-garis yang dominan membentuk bidang-bidang utama yang dibatasi oleh suatu format.

NONREFLEX CAMERA:
Kamera nonrefleks yang tidak menggunakan cermin putar. Contohnya seperti kamera kompak atau kamera langsung jadi Polaroid.

NORMAL CONTRAS:
Kontras yang wajar. Tidak berlebihan dan tidak kurang sebagai hasil pengembangan film atau hasil sebuah cetakan.

NORMAL LENS:
Lensa normal, berukuran fokus sepanjang 50 mm atau 55 mm untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandang lensa ini hampir sama dengan sudut pandang mata manusia.

OBSCURA:
Cikal bakal kamera yang digunakan saat ini. Prinsipnya adalah sebuah kamar gelap yang tertutup dengan lubang kecil di depannya. Jika kamera obscura ditempatkan menghadap benda yang diterangi cahaya maka akan terlihat sebuah gambar proyeksi terbalik dari benda tersebut pada dinding yang berhadapan dengan lubang.

CAMERA OBSCURA:
Kamera pertama dalam dunia fotografi, di mana bentuknya merupakan sebuah kamar gelap yang hanya memiliki lubang kecil (pinhole).

OBSERVASI:
Dalam bidang potret memotret adalah pengamatan yang dilakukan untuk mencari tahu tentang subjek foto terutama mengenai gerak-gerik, suasana hati maupun ekspresi.

OPAQUE:
Opak, ialah sifat padat atau kedap sinar. Baik pandangan maupun sinar tak dapat menembusnya. Misalnya lempengan besi, kayu, karton, dll.

OPTIK:
Berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, dsb).

ORTHOCHROMATIC FILM:
Film yang sensitif terhadap warna biru dan hijau tapi tidak pada merah.

OVER EXPOSURE:
Pencahayaan lebih. Suatu nilai pencahayaan yang terdapat paa film maupun foto, di mana gambar yang ada tampak terang atau gelap pada film negatif karena pencahayaan yang berlebihan.

OVERHEAD LIGHTING:
Sinar dari atas. Lampu atau penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek dari atas.

OVERRIDE:
Penyimpangan dari pengatur otomatis supaya dapat diatur dengan menggunakan tangan atau secara manual.

P HI:
Adalah fasilitas pencahayaan terprogram bagi pemotretan dengan sasaran yang bergerak cepat, balapan motor, mobil, dll.

PANCHROMATIC:
Film hitam-putih, artinya emulsi film tersebut sensitif terhadap macam-macam warna.

PARALLAX:
Paralaks, yaitu suatu kesalahan atau perbedaan pandangan yang terjadi karena yang dilihat dan yang terekam dalam film tidak sama. Umum terjadi saat menggunakan kamera refleks lensa kembar atau kamera kompak.

PASSED:
Berarti telah diteliti oleh pabrik pembuat. Tanda ini biasanya melekat pada lensa atau kamera yang baru.

PENTAX:
Salah satu merek kamera (Asahi Pentax) dan peralatannya buatan Jepang.

PEOPLE ON THE NEWS:
Salah satu kategori yang dilombakan dalam World Press Photo. Foto-foto atau sekumpulan foto bercerita/portfolio dari orang atau sekelompok orang yang ikut terlibat dalam sebuah peristiwa atau kejadian.

PERMAFILM:
Adalah bahan pengawet dan anti static. Bila permafilm digunakan pada emulsi film, maka akan terjadi ikatan fisik dengan gelatin dan emulsi film.

PERSPECTIVE:
Perspektif, pandangan ruang, suatu pandangan gambar yang tampil dalam bentuk dimensi atau ruang tertentu. Dimensi dan perspektif merupakan kesatuan.

PERSPECTIVE CORRECTION:
Gunanya untuk memperbaiki penyimpangan bentuk.

PHOTO JOURNALISM:
Foto jurnalistik, fotografi dengan spesialisasi khusus untuk menampilkan foto-foto yang mempunyai nilai berita, baik benda, bahan, situasi kehidupan manusia yang menarik perhatian umum karena aktualitasnya (news) sebagai berita yang mampu mengungkap kejadian, menjelaskan dan menimbulkan rasa ingin tahu.

PHOTOGRAPHY:
Fotografi, teknik dan pengetahuan tentang foto. Atau, proses dan seni pembuatan gambar (melukis dengan sinar/cahaya) pada film atau permukaan yang dipekakan. Gambar yang dihasilkan diharapkan sama persis dengan aslinya, hanya dalam ukuran yang jauh lebih kecil.


PHOTOGRAPHIC SPECTRUM:
Bagian kecil dari energi dalam elektromagnetik spektrum yang dapat mencahayai film.

PHOTOGRAM:
Fotogram. Foto yang dibuat tanpa menggunakan kamera dan film, dengan meletakkan benda-benda di atas kertas (cetak) foto kemudian disinari.

PHOTOGRAPH:
Foto yang dibuat dengan menggunakan kamera dan film.

PHOTOKINA:
Nama pameran atau suatu wadah informasi terbesar dan terlengkap serta yang paling kompleks dalam bidang fotografi.

PINCHUSION EFFECT:
Penyimpangan bentuk kotak menjadi bentuk seperti bantalan penyimpan jarum.

PINHOLE:
Lubang kecil pada alat kedap cahaya yang dipasang bersama lensa, menyambung lubang lensa tempat gambar objek direkam dalam lembaran yang peka cahaya.

PIN-UP PHOTO:
Foto yang bersifat hiburan/menghibur. Disebut gambar pin-up karena sering ditempelkan di dinding dengan pins atau paku kecil.

PISTOL GRIP:
Gagang pegangan kamera yang bentuknya mirip gagang pistol.

POL COLOR FILTER:
Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.

POL COLOR FILTER:
Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.

POL CONVERSION FILTER:
Filter terdiri dari selembar polarisator dengan filter konversi warna (85B). Biasanya juga digunakan untuk jenis kamera kine, sehingga memungkinkan film tungsten digunakan untuk cerah hari dan mempunyai efek seperti filter polarisasi.

POL FIDER FILTER:
Filter yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu. Jumlah filter yang masuk dapat diatur dengan memutar gelang filter.

POLARIZING CIRCULAR FILTER:
Filter yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan keeping quarter wave retardation, dilapi di antara dua gelang filter. Efeknya sama dengan filter polarisasi, biasanya digunakan untuk kamera kine.

POLARIZING FILTER:
Filter polarisasi, dipakai untuk menghilangkan refleksi dari segala permukaan yang mengkilap. Filter ini terdiri dari dua bagian, bagian yang satu dengan lain dapat diputar-putar untukmendapatkan sudut paling ideal menghilangkan refleksi, menambah saturasi warna dan menembus kabut atmosfer. Juga berguna untuk membirukan langit.

POLAROID:
Langsung jadi. Menghasilkan gambar cetak dalam waktu yang singkat, tetapi tidak menghasilkan film negatif.

POLAROID CAMERA:
Kamera Polaroid. Kamera foto langsung jadi, menghasilkan gambar cetak dalam waktu yang singkat (beberapa menit) tapi tidak menghasilkan klise atau negatif. Akibatnya tidak bias dilakukan pembesaran gambar atau pencetakan ulang.

POLAROID FILM:
Film yang ditemukan oleh dr. Land. Menghasilkan foto dalam waktu singkat tetapi tidak mempunyai negatif.

POLAVISION:
Sistem kinematografi langsung jadi. Kameranya dinamakan Polavision, filmnya dinamakan Phototape cassette, proyektornya Polavison player.

POPUP FLASH:
Lampu kilat kecil terbuat atau menyatu dengan kamera.

PROYEKTOR:
Alat yang digunakan untuk memproyeksikan gambar atau film positif, atau gambar bergerak.

PULL:
Kebalikan dari proses push, yaitu mengurangi proses pengembangan film yang mengalami over exposure atau kelebihan sinar sehingga menghasilkan detail yang baik pada area yang gelap (normal), dilakukan proses pengembangan disertai dengan pengurangan waktu pengembangan film.

PULSATOR FILTER:
Filter dengan inti bulatan normal dan bagian sisanya berisi prisma. Tiap-tiap titik sinar akan membentuk bintang berekor delapan dan berisi prlangi.

PUSH:
Pengemabngan berlebih. Suatu proses yang intens membuat under exposure sebuah film dan mengompensasikan film itu agar menjadi normal dengan menambah waktu pengembangannya.

QL:
Singkatan dari quick loading, yaitu suatu sistem pemasangan film yang cepat.

RAINBOW FANTASI FILTER:
Filter dengan inti bulatan normal dan sisanya berisi prisma. Tiap-tiap berkas sinar akan bertepi pelangi.

RANA:
Adalah tirai yang menggantikan fungsi penutup manual di bagian depan lensa, besar kecilnya dapat diatur sesuai kebutuhan.

RANA CELAH:
Rana celah vertical dan horizontal dan terletak pada kamera. Yang vertial menutup secara vertikal dan yang horizontal menutup secara horizontal.

RANA PUSAT:
Rana yang terletak pada lensa, berdampingan dengan diafragma. Menutupnya dengan cara memusat.

RELEASE CABLE:
Kabel penghubung dengan shutter sehingga memungkin pemotret menekan shutter dari jarak beberapa meter dari kamera.

RELOADABLE TO LAST FRAMER:
Fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di tengah posisi terakhir yang terpakai.

REMBRANDT LIGHTING:
Cahaya yang berasal dari jendela atau sering juga disebut window lighting. Cahaya yang datang dari sudut 45 derajat. Pencahayaan tersebut berasal dari nama pelukis Belanda Rembrandt.

REMOTE:
Alat yang memungkinkan fotografer melakukan penekanan shutter dari jarak jauh dengan penghubung arus tanpa kabel.

RESOLUTION:
Daya pisah. Suatu sifat lensa yang berdaya urai dengan kemampuan menyajikan detail kehalusan gambar sesudah film dikembangkan (diproses).

RETINA:
Selaput peka sinar dari mata atau salah satu merek kamera keluaran kamera.

RETOUCH:
Mengubah, sifatnya memperbaiki atau menambah warna dengan menggunakan tangan atau kuas, atau juga pada masa ini dengan komputer seperti melukis sehingga menghasilkan gambar yang baik dan tanpa cacat seperti sebelumnya.

REVERSAL DEVELOPING:
Pengembangan membalik atau terbalik menjadi positif.

REVERSAL FILM:
Berarti kebalikan. Hasil pemotretan menggunakan film jenis ini menghasilkan gambar positif (slide).

REVERSE ADAPTER:
Suatu alat penyambung yang digunakan untuk memotret saat menggunakan lensa kamera yang dibalik sehingga elemen belakang lensa menghadap ke objek. Dengan alat ini menjadikan kita dapat menggunakan lensa biasa untuk membuat pemotretan makro dengan hasil yang cukup baik.

SECOND CURTAIN SYNC:
Fasilitas untuk menyalakan lampu-kilat sesaat sebelum rana menutup.

SELF ADJUSTING:
Penyesuaian (diri).

SELF TIMER:
Penangguh waktu. Sebuah tuas yang digunakan untuk keperluan memperlambat membukanya rana kamera sekalipun tombol pelepas kamera telah ditekan. Biasanya digunakan untuk memotret diri sendiri. Penangguhan waktunya umumnya berkisar 10 detik.

SENSE OF DESIGN:
Perasaan atas komposisi. Estetika dalam nirmana datar warna.

SEPIA TONER:
Pewarna coklat/sawo.

SEQUENCE:
Sekuen. Satu seri dari beberapa jepretan (shot) yang meliputi suatu kejadian yang sama. Setiap jepretan hanya berbeda dalam hitungan detik.

SHADE:
Teduh, bayangan yang tak berbentuk.

SHADOW:
Bidang gelap/hitam atau bayangan pada sebuah foto yang berbentuk objek yang membayang.

SHAPE:
Bidang, suatu bentuk dalam aspek dua dimensi yang terjadi tidak hanya oleh karena adanya kesan garis, baik berupa segi tiga, lingkaran, elips, dll. Namun selain itu bisa juga dibentuk oleh suatu bidang warna karena adanya suatu kesan bentuk tiga dimensi yang mempunyai volume.

SHARPNESS:
Ketajaman film, yaitu suatu kemampuan film untuk merekam setiap garis dari pandangan yang dipotret dengan ketajaman yang baik. Ketajaman ini ditentukan dengan jumlah garis per milimeter.

SIDE LIGHT:
Cahaya dari samping, yaitu cahaya yang berasal dari arah samping objek, baik kiri atau kanan dan dapat ditempatkan pada sudut 45 atau 90 derajat. Pencahayaan seperti ini menghasilkan foto dengan efek yang menonjol permukaan atau objek fotonya serta terciptanya kesan tiga dimensional. Umumnya digunakan untuk menampilkan foto-foto yang berkarakter, misalnya foto potret (portrait).

SIDE LIGHTING:
Sinar dalam pemotretan yang datangnya dari arah samping kanan atau kiri - 90 derajat dihitung dari sudut pandang kamera. Arah datangnya sinar seperti ini akan menghasilkan foto dengan detail dan tekstur dari benda dengan baik. Bayangan yang dihasilkan akan menampakkan bentuk benda dengan lebih menarik dengan separo dari muka terang dan separo lagi gelap.

SINGLE LENS REFLECT:
Refleks lensa tunggal (RLT), adalah kamera yang memiliki satu lensa untuk membidik yang menggunakan cermin dan prisma. Lensanya berfungsi untuk meneruskan bayangan objek ke pembidik dan meneruskannya ke film. Apa yang terlihat pada jendela pengamat sama seperti apa yang terjadi pada film atau fotonya.

SINGLE POINT READING:
Suatu pembacaan pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan hanya pada satu titik atau bagian tertentu yang terpenting dari sebuah objek foto.

SINGLE SERVO AUTOFOCUS (S):
Sandi saat Anda membidikkan suatu objek dan tombol rana telah tertekan separo, maka jarak antara kamera dengan objek terkunci hingga tombol dilanjutkan ditekan hingga terekam satu bidikan.

SKALA:
Perbandingan objek utama dengan objek-objek lain dalam gambar.

SLAVE UNIT:
Mata listrik yang menyalakan lampu-kilat karena pulsa yang dihasilkan oleh menyalanya lampu-kilat lain.

SLOW FILM:
Film lambat yaitu kepekaan film yang rendah sehingga memberikan detail gambar yang tajam dengan butiran yang halus, kontras rendah sekalipun dicetak besar. Misalnya film dengan ISO 25, 64, 100. Film seperti ini baik untuk pemotretan arsitektur atau still life.

SMALL FORMAT CAMERA:
Kamera format kecil yaitu kamera jenis SLR (Single Lens Reflect) yang menggunakan film berukuran 35 mm namun fleksibel dan enak dipegang serta ringan. Karena itu kamera seperti ini yang paling banyak digunakan oleh para fotografer. Jenis maupun ukuran filmnya sangat mudah didapat juga proses filmnya terutama bagi yang menggunakan film jenis negatif. Namun kekurangannya, untuk hasil pencetakan besar, maksimal hanya seukuran majalah.

SNAPSHOT:
Bidikan spontan, tanpa modelnya diatur terlebih dahulu. Cara ini umumnya digunakan untuk membuat foto human interest, sehingga menghasilkan foto yang apa adanya dan tampak alami tak terkesan dibuat-buat.

SNOOT:
Suatu alat berbentuk kerucut yang berlubang pada ujungnya dan digunakan untuk memperkecil penyebaran cahaya dari lampu kilat studio. Umumnya menghasilkan cahaya yang tampak membulat bila diproyeksikan pada bidang datar.

SNOW CROSS, STAR SIX FILTER:
Sebuah kaca bening dengan goresan-goresan yang saling bersilangan yang membentuk bintang-bintang berekor enam dari tiap-tiap titik sinar.

SOCKET:
Lubang tempat memasukkan kabel sinkron yang menghubungkan lampu kilat dengan penutup.

SOFT SCREEN (LENS):
Lensa yang berguna untuk menghindari kontras sehingga hasil gambar terkesan seolah-olah agak kabur dengan sisi-sisi yang tak tampak ketegasan batasnya.

SOFT FOCUS LENS:
Lensa yang berdaya lukis lembut.

SOFT PAPER:
Kertas bergradasi lunak atau lembut.

SOFT SPOT FILTER:
Filter berciri seperti soft screen namun menghasilkan gambar yang berbeda.

SOFT TONE FILTER:
Filter yang bertujuan untuk membuat gambar pemandangan lunak tanpa menurunkan ketajaman dan mengubah warna, juga tidak mengubah bentuk. Kontras pun menjadi lembut tanpa mengaburkan pandangan.

SOLARISASI:
Proses pembuatan foto dengan cara memberi penyinaran dua kali pada kertas foto atau film dan memasukkannya ke dalam larutan pengembang. Di tengah-tengah gambar terbentuk dilakukan penyinaran dengan cahaya putih sekali lagi dan meneruskan pengembangannya.

SONAR AUTOFOCUS:
Sistem otofokus yang bekerja berdasarkan perjalanan bolak-balik suara sonar - dari kamera ke objek kembali ke kamera.

SPECIAL EFFECT:
Efek khusus dengan menggunakan teknik tertentu.

SPECIAL EFFECT FILTER:
Filter (penyaring) spesial efek yang pada dasarnya bukan filter karena fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan guna mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.

SPECIAL LENS:
Lensa spesial yang digunakan secara khusus untuk keperluan khusus. Misalnya fish eye lens (lensa mata ikan - 180 derajat). yang pada dasarnya bukan filter karena fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan mengubah pandangan guna mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.

SPECIAL PURPOSE LENS:
Lensa tujuan khusus yang didesain dan diciptakan untuk tujuan penghasilan gambar khusus yang biasanya susah dilakukan dengan lensa biasa.

SPECIAL FILTER:
Sekeping plastik terang berisi ribuan prisma lembut yang mengubah tiap-tiap titik sinar menjadi bintang pelangi dan berkas sinar bertepi pelangi. Sinar yang kuat membentuk bintang dengan berkas-berkas pelangi tebal.

SPECTRUM:
Berkas sinar yang terlihat oelh mata, terpecahkan oleh pembiasan prisma dalam warna-warni.

SPEEDLIGHT:
Lampu-kilat yang mempunyai kecepatan menyala tinggi atau cepat.

SPEEDO SOLARISASI:
Suatu teknik kamar gelap versi lain dari tehnik solarisasi (efek sabattier) pada film ortholith yang akan memberikan suatu efek gerakan yang cepat (speedo).

SPLICER:
Alat pemotong film.

STEREO CAMERA:
Kamera berlensa dua yang menghasilkan dua foto sekaligus. Dua foto itu harus diamati dengan alat bantu atau stereo-viewer untuk mendapatkan efek kedalaman seperti saat difoto.

STILL LIFE:
Berarti lukisan atau pemotretan benda mati. Fotografi yang khusus menempatkan benda-benda kecil buatan manusia sebagai objeknya.

STOP:
Satuan yang menunjukkan pergeseran nilai bukaan diafragma atau kecepatan rana dari suatu nilai ke nilai yang lain, naik atau turun. Misalnya dari diafragma f:16 ke f:22 atau dari kecepatan 1/125 detik ke 1/250 detik.

STOP BATH:
Cairan penyetop. Larutan penyetop untuk menghentikan atau menahan seketika pengembang (developer) pada film atau kertas foto. Selain berguna untuk menghentikan proses yang terjadi, stop bath juga berfungsi sebagai larutan fixer yang membuat film dan cetakan foto lebih tahan lama.

STRIPPING FILM:
Film yang dapat dipisahkan dari dasar seluloidnya.

STROBO:
Lampu dengan kemampuan menyorot bertubi-tubi dengan selang waktu singkat.

SUBTRACTIVE:
Sistem penyusunan balans warna dengan mengurangi unsure warna, suatu kebalikan dari additive atau menambahkan.

SUPER WIDE LENS:
Lensa bersudut super lebar yang biasa digunakan untuk pemotretan arsitektur, interior, eksterior, pemandangan, dll. Misalnya lensa 15 mm, 17 mm.

SYNC CORD TERMINAL:
Terminal sinkronisasi lampu-kilat; soket untuk memasang kabel tambahan yang dihubungkan dengan lampu-kilat.

SYNC SHUTTER SPEED:
Kecepatan rana yang sinkron dengan lampu kilat.

SYNCRO:
Saklar otomatis. Dengan menggunakan saklar ini pada lampu kilat maka bila ada kilatan cahaya lampu kilat lain akan mengakibatkan menyalanya lampu kilat yang terpasang syncro.

TABLE-STAND:
Kaki tiga (tripod) kecil. Sandaran kamera yang membantu menahan goyang yang dipakai di atas meja.

TEXTURE:
Tekstur, sifat permukaan atau sifat bahan., merupakan elemen seni visual yang sangat penting karena mampu memberi kesan "rasa" seperti halus, kasar, mengkilat, dll.

TELE CONVERTER:
Lensa tambahan yang dipasang di antara lensa asli dan tubuh kamera, yang dapat mengubah lensa normal menjadi tele dan lensa tele menjadi tele panjang. Umumnya kelipatannya dua atau tiga kali jarak fokus lensa asal.

TELE LENS:
Lensa tele yang digunakan untuk memperbesar objek yang akan difoto. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek. Khusus untuk pemotretan potret (portrait) penggunaan lensa seperti ini akan menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Misalnya: lensa 85 mm, lensa 135 mm, lensa 200 mm, dll.

TELEPHOTO LENS:
Lensa telefoto, lensa yang mempunyai fokus panjang. Pembuatan bayangan (image) pada lensa telefoto lebih pendek bila dibandingkan dengan lensa lain.

TELEPHOTO MEDIUM:
Telefoto menengah, jenis lensa telefoto yang mempunyai panjang antara 75 - 135 mm.

TEST STRIP:
Suatu cara untuk mendapatkan hasil cetakan yang baik (normal) yang dilakukan dengan cara membuat pencahayaan bertingkat pada saat mencetak sebelum mencetak sesungguhnya.

TILT HEAD:
Kemampuan kepala lampu-kilat untuk dapat diputar. Fungsinya untuk mendapatkan efek pencahayaan yang lembut dengan cara memantulkan terlebih dahulu cahaya yang keluar dari lampu-kilat. Kuatnya cahaya yang jatuh ke objek sangat bergantung pada permukaan pemantul, warna dan jaraknya.

TIMER SWITCH:
Pengukur waktu yang akan memutuskan aliran listrik pada akhir hitungan yang telah ditentukan.

Top Light:
Cahaya (dari) atas. Cahaya yang berasal dari atas objek. Biasanya digunakan untuk menerangi bagian atas kepala model yang akan difoto. Arah cahaya juga dapat menampilkan detail benda.

Transparan:
Tembus pandang ialah permukaan suatu benda yang tidak menghambat pandangan untuk melihat benda di belakangnya. Kaca dan plastik misalnya bersifat tembus pandang.

Translusen:
Tembus sinar. Namun kita tidak biasa melihat benda yang berada di belakang benda yang translusen tersebut. Misalnya kaca es, kaca buram, kaca susu, plastik suram, dsb.

Transparancy:
Transparan, gambar tembus, slide atau film positif.

Tripod:
Kaki-tiga. Suatu alat yang digunakan untuk menyangga kamera yang berbentuk kaki-tiga, yang dapat dipanjangkan dan dipendekkan sesuai keinginan (terbatas). Biasa digunakan untuk membantu mengatasi goyang saat melakukan pemotretan yang menggunakan lensa telefoto, atau yang menggunakan kecepatan rendah sehingga kedudukan kameranya tetap stabil dan pemotretan terhindar dari goyang.

Tripod Socket:
Tempat (ulir) untuk tripod. Suatu bagian di kamera, biasanya berlubang dengan ulir di dalamnya, yang berguna untuk tempat memasang tripod atau kaki-tiga kamera.

TTL:
Singkatan dari Through the Lens Metering. Sistem pengukuran cahaya melalui lensa. Biasa juga disebut OTF (Off the Film Metering). Kamera harus terisi film untuk mendapatkan pengukuran yang akurat. Atau dengan cara lain yaitu menggantikannya dengan kertas buram yang diletakkan pada jendela lintas film yang harus menutupi seluruh jendela tersebut. Jika tidak maka akan mendapatkan kalkulasi pengukuran yang salah karena sensor di dalam kamera akan membaca pelat hitam penekan film.

Tungsten Film:
Film yang khusus diperuntukkan bagi pemotretan yang dilakukan dengan cahaya buatan dengan lampu biasa atau photo-flood, namun juga tetap dapat dipakai untuk pemotretan di bawah cahaya alami.

Twin Lens Reflex:
Refleks Lensa Kembar. Kamera yang mempunyai dua lensa. Satu lensa berfungsi untuk menangkap objek yang dipantulkan oleh cermin melalui jendela pembidik, satu lensa berfungsi untuk menangkap objek untuk diteruskan ke film. Menggunakan jenis kamera seperti ini harus ekstra hati-hati karena sering terjadi kesalahan yang disebut paralaks pada pemotretan jarak dekat.

Iltra Fast Film:
Film dengan kecepatan sangat tinggi (ISO 800, 1600, 3200, dst) Dirancang untuk pemotretan dengan cahaya rendah seadanya. Foto yang dihasilkan berbutir kasar namun jadi satu pilihan kreatif bagi pemotret yang menyukainya.

ULTRA FINE GRAIN:
Butiran sangat halus. Salah satu sifat film atau obat pengembang.

ULTRAVIOLET:
Gelombang sinar dari sisi ungu yang tampak oleh mata. Yang biasanya terdapat di dataran tinggi dan pada waktu cuaca mendung.

ULTRAVIOLET FILTER:
Filter (penyaring) dalam pemotretan yang berguna untuk menetralisasi radiasi sinar ultraviolet di daerah yang berketinggian lebih dari 1000 meter atau sekitar 100 meter dari permukaan air laut.

ULTRAVIOLET LENS:
Lensa ultraviolet. Jenis lensa khusus yang digunakan untuk merekam sinar ultraviolet. Biasanya digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan.

UNEXPOSED:
Tidak/belum tercahayai.

VARIOCROSS FILTER:
Filter yang terdiri dari dua keping kaca bening, masing-masing dengan goresan miring yang sejajar. Goresan dari satu keeping bersilangan dengan goresan dari keping yang lainnya bila kedudukannya diubah. Efek bintang dan perpotongan sinar dapat disesuaikan menurut selera hanya dengan memutar-mutar filter.

UNITY:
Kesatuan. Merupakan criteria kesenirupaan yang terkemuka, sebuah karya seni dianggap berhasil bila unsure-unsurnya tidak terlepas sendiri-sendiri.

UNDER EXPOSURE:
Pencahayaan kurang. Suatu nilai pencahayaan yang terdapat pada film atau foto di mana gambar yang ada tampak agak gelap atau tampak tipis (pada film negatif) karena pencahayaannya yang ada saat pemotretan kurang.

VARIO FOCAL LENS:
Lensa zoom. Lensa yang mempunyai panjang focus yang dapat diubah-ubah atau dapat bergeser. Misalnya: lensa 20-35 mm, lensa 35-70 mm, lensa 80-200 mm, dsb.

VARIO LENS:
Lensa vario atau sering disebut sebagai lensa zoom. Yaitu sebuah lensa yang memiliki jangkauan panjang focus yang bervariasi atau dapat diubah-ubah. Dengan demikian memudahkan pemotret memilih berbagai ruang pandang hanya dengan menarik-ulur lensa atau memutarnya.

VERTICAL GRIP:
Alat pelepas rana untuk pengambilan gambar secara vertikal tanpa harus memutar tangan.

VIEW CAMERA:
Kamera yang menggunakan film format besar dan digunakan untuk keperluan pemotretan yang memerlukan detail tajam pada pencetakan hasil foto yang besar-besar umumnya digunakan di dalam studio untuk pemotretan still life karena dapat menyempurnakan perspektif serta menambah ruang tajam. Detail gambar dapat ditampilkan secara sempurna.

VIEW FINDER:
Jendela bidik. Bagian dari kamera yang berfungsi sebagai tempat mata melihat bayangan benda yang akan diabadikan.

WAIST LEVEL FINDER:
Pembidik sebatas pinggang.

WETTING AGENT:
Obat pelarut tetes air yang mengendap pada film. Photo flo adalah larutan seperti itu.

WARM TONE:
Bernada warna hangat. Suatu warna yang terasakan tidak terlampau menyilaukan mata, atau berwarna ke arah cokelat gelap ke arah hitam pekat.

WATT/SECOND (W/S):
Satuan daya pada lampu kilat studio yang dibedakan dengan lampu kilat portable yang menggunakan GN. Tidak ada rumusan relevansi antara W/S dan GN, tapi 100 W/S hampir sebanding dengan GN = 30.

WEDDING PHOTOGRAPHY:
Fotografi pernikahan. Fotografi yang mengkhususkan diri pada pengabadian momen-momen atau peristiwa pernikahan. Untuk menekuninya diperlukan pemahaman tehnik fotografi, pencahayaan (lighting) serta adat dan tata-cara pernikahan.

WIDE ANGLE LENS:
Lensa sudut lebar, misalnya lensa 20 mm atau 24 mm. Jenis lensa dengan tubuh pendek yang biasa digunakan untuk memotret sebuah panorama luas atau untuk pemotretan sejumlah besar orang. Lensa ini menampakkan gambar yang lebih kecil.

WIDE SHOT:
Pemotretan dengan sudut pandang lebar. Biasanya merupakan satu jepretan panjang diawal suatu sekuen. Tujuannya untuk mengarahkan penonton pada adegan berikutnya pada gambar hidup (movie).

WIRELESS TTL:
Sistem pengukuran lewat lensa tanpa melalui kabel.

WORLD PRESS PHOTO (WPP):
Suatu kegiatan lomba foto jurnalistik internasional yang diadakan rutin setiap tahun. Pesertanya adalah pemotret dari seluruh dunia yang tergabung dalam sebuah media.

WORM EYE:
Pandangan cacing. Berarti memotret dari sudut pandang permukaan tanah. Hasilnya adalah rekaman foto dengan kesan tinggi yang ekstrim, hasil gambarnya pun unik karena sudut pandang seperti itu.

X-RAY FILM:
Film sinar-x. Film ini dibuat kontras dan dibungkus dengan kertas timah. Karena sinar x dapat menembus benda-benda padat seprti kulit, tekstil, dan lain-lain, maka dalam pemotretan akan tampak bayangan-bayangan yang mengganggu. Film ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran dan pengobatan.

ZONE SYSTE:
Suatu cara untuk menghasilkan foto dengan tingkat kontras yang dimulai dari nada hitam pekat hingga nada warna putih sekali.

ZOOM LENS:
Lensa zoom. Jenis lensa yang memiliki elemen yang mampu bergerak hingga membuat panjang fokal bervariasi. Panjang focus dapat diganti-ganti dengan memendekkan atau mengulur tabung lensa.

ZOOM-BLUR:
Kekaburan gambar yang disebabkan oleh gerakan zoom pada waktu melepas rana kamera.

ZOOMING RING:
Gelang batas rentang vario pada lensa zoom.

nahh kira kira begitulah istilah'y...tanya knp? jng tanya ika, ika jg gtw pa pa soal'y..hahaha :P

Siapa bilang kamera saku tidak bisa untuk low light dan action photography?

Banyak menyangka bahwa kamera saku itu payah untuk fotografi di tempat yang gelap dan apalagi sudah gelap lalu subjek foto bergerak-gerak seperti pertunjukan tari. Saya pun tadinya menyangka demikian. Kemarin saya diundang untuk menghadiri acara seni budaya tiongkok, dan sepertinya merukapan suatu acara yang menarik karena kehadiran penyanyi dan grup tari kelas atas di negeri tiongkok.

Tapi hari itu saya malas membawa kamera DSLR, tentunya karena ukuran dan berat. Saya lalu membawa kamera saku terpercaya, Panasonic Lumix LX3. Saya pikir ya kalau foto-fotonya nanti jelek gak apa apa yang penting bisa menikmati acaranya.
Namun hasil yang saya lihat setelah saya memindahkan foto-foto tersebut ke komputer sungguh lumayan. Inilah pendapat dan tips saya mengenai perbedaan mengunakan kamera saku atau DSLR saat foto di tempat gelap dan action photography.

Perbedaan kamera saku dan kamera DSLR

Perbedaan utama yang saya rasakan tentunya pertama-tama adalah ukuran dan berat. Kamera saku jauh lebih kecil dan ringan daripada kamera DSLR dengan lensanya. Dengan ukurannya yang kecil, tidak menarik perhatian orang lain. Selain itu, kalau saya memakai kamera DSLR sering sekali saya memikirkan untuk mengganti lensa, sedangkan kalau memakai kamera saku, lensanya sudah fix ga bisa diganti jadi saya tinggal fokus untuk mengambil foto saja.

Karena sensor kamera saku yang kecil, kedalaman ruang menjadi besar, sehingga semua subjek dalam foto menjadi fokus dari ujung ke ujung meskipun bukaan yang dipakai besar. Hal ini tidak selalu demikian pada kamera DSLR. Sering kali yang didapat adalah subjek yang di fokus jelas, sedangkan yang menjauh dari subjek menjadi sedikit kabur. Seberapa besar kaburnya tergantung pada bukaan lensa yang dipakai.

Tentunya ada juga beberapa kekurangan kamera saku dalam foto jenis ini yaitu batere lebih cepat habis karena kamera saku memiliki batere yang berkapasitas kecil yang kira-kira hanya bisa foto sebanyak kurang lebih 100 foto saja (full charge). Sedangkan DSLR bisa sampai 300-400 foto sekali charge.

Selain itu, kamera saku juga tidak bisa menyaingi kualitas foto kamera DSLR dalam hal kualitas warna, pengendalian noise (bintik-bintik) pada foto di ISO tinggi. Namun, bila kebutuhan foto adalah untuk web ataupun cetak dalam ukuran kecil, sebenarnya agak susah membedakan foto yang diambil oleh kamera saku atau kamera DSLR.

Tips dalam mengunakan kamera saku

Gunakan mode manual supaya pencahayaan lebih optimal karena di foto sebuah pertunjukan seni, sering sekali kamera gagal menentukan setting bukaan dan kecepatan rana yang optimal. Biasanya foto akan menjadi terlalu terang sehingga muka orang menjadi putih semua. Bagi yang memakai kamera saku yang tidak memiliki mode manual, manfaatkan fungsi kompensasi eksposur.

Jangan aktifkan lampu kilat (flash) baik memakai kamera digital atau DSLR, karena hanya akan mengganggu performer dan juga penonton yang lain. Yang tidak kalah penting adalah penggunaan lampu kilat bisa menghilangkan suasana pertunjukan dan seni pencahayaan yang di desain khusus.

Bila memakai flash, suasana pencahayaan seperti ini tidak akan terekam

Timing saat menjepret sangat penting untuk membuat foto yang optimal. Kecepatan auto fokus kamera saku biasanya lebih lambat dari kamera DSLR, oleh sebab itu, pre-fokus akan sangat membantu. Arti pre-fokus adalah memencet setengah dari tombol jepret (shutter) dan kemudian tekan sampai penuh saat defining moment (saat-saat menentukan) itu tiba.

Setting shutter speed (kecepatan rana) sesuai kondisi juga penting. Shutter speed menentukan banyaknya cahaya yang masuk ke kamera, dan juga merekam efek gerakan. Kalau ingin menangkap efek gerak, maka gunakan shutter speed rendah, seperti 1/4 detik, tapi kalau ingin membekukan foto, pakai shutter speed relatif cepat, seperti 1/100 detik atau lebih cepat lagi.

SUMBER : info fotografi

KRISPATIH - YANG TERBAIK

Aku akui
Ku sayang kamu
Tapi maafkan aku
Mungkin ada benarnya
Cinta sejati
Tak harus memiliki

Jadi dengarlah kini
Masih banyak waktu untukmu nanti
'Tuk dapatkan seorang
Yang lebih baik

Reff:
Aku pergi
Untuk kebahagiaanmu
Untuk ketulusan cinta kita
Aku pergi
Bukan tak cinta kamu
Tapi menjadi yang paling mengerti
Tentangmu

Aku pergi
Aku pergi
Untuk kebahagiaanmu
Untuk ketulusan cinta kita
Aku pergi
Bukan tak cinta kamu
Tapi menjadi yang paling mengerti

Jumat, 26 November 2010

DETEKSI TEPI PADA MATLAB

A.    DEFINISI PENGOLAHAN CITRA

Pengolahan Citra ialah memproses suatu citra sehingga menghasilkan citra yang sesuai dengan keinginan kita atau kualitasnya menjadi lebih baik. Umumnya, operasi-operasi pengolahan citra diterapkan pada citra bila :
1.      Perbaikan atau modifikasi citra untuk meningkatkan kualitas visual atau menonjolkan beberapa aspek informasi yang terkandung dalam citra.
2.      Elemen di dalam citra perlu di kelompokkan, dicocokkan atau diukur.
3.      Sebagian citra perlu di gabung dengan bagian citra yang lain.

Di dalam bidang komputer, ada 3 bidang studi yang berkaitan dengan citra, namun tujuan ketiganya berbeda, yaitu :
1.      Grafika Komputer (Computer Graphics)
2.      Pengolahan Citra (Image Processing)
3.      Pengenalan Pola (Pattern Recognition/image interpretation)

Secara umum operasi pengolahan citra dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis berikut :
1. Perbaikan Kualitas citra (image enhancement)
Jenis operasi ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas citra dengan cara memanipulasi parameter-parameter citra. Dengan operasi ini ciri-ciri khusus yang terdapat pada citra lebih ditonjolkan.
Yang termasuk dalam klasifikasi ini antara lain:
a. Perbaikan kontras gelap / terang (contrast enhncement).
b. Perbaikan tepian objek (edge enhancement)
c. Penajaman (sharpening)
d. Pemberian warna semu (pseudocoloring)
e. Penyaringan derau (noise filtering)
2. Pemugaran Citra (image restoration)
Operasi ini bertujuan untuk menghilangkan / meminimumkan cacat pada citra Tujuan pemugaran citra hampir sama dengan perbaikan.
Yang termasuk dalam klasifikasi ini antara lain:
a. Penghilangan kesamaran (debluring).
b. Penghilangan derau (noise)
3. Pemampatan Citra(image compression)
Operasi ini bertujuan untuk memampatkan citra sehingga memori yang dibutuhkan untuk menyimpan citra lebih kecil, tetapi hasil citra yang telah dimampatkan tetap memiliki kualitas gambar yang bagus.
Contohnya adalah metode JPEG.
4. Segmentasi citra (image segmentation)
Operasi ini bertujuan untuk memecah suatu citra ke dalam beberapa segmen dengan suatu kriteria tertentu. Jenis operasi ini erat kaitannya dengan pengenalan pola.
5. Analisis citra (image analysis)
Operasi ini bertujuan untuk menghitung besaran kuantitatif citra untuk menghasilkan deskripsinya. Teknik analisis citra mengekstraksi ciri-ciri tertetntu yang membantu dalam identifikasi objek. Proses segmentasi kadangkala diperlukan untuk melokalisasi objek yang diinginkan dari sekelilingnya.
Yang termasuk dalam klasifikasi ini antara lain:
a. Pendeteksian tepian (edge detection).
b. Ekstraksi batas (boundary)
c. Representasi daerah (region)
6. Rekonstruksi citra (image reconstruction)
Operasi ini bertujuan untuk membentuk ulang objek dari beberapa citra hasil proyeksi. operasi rekonstruksi citra banyak digunakan dalam bidang medis.
Contohnya adalah foto rontgen dengan sinar X digunkan untuk membentuk ulang gambar organ tubuh.
Pengolahan citra mempunyai aplikasi yang sangat luas dalam berbagai bidang kehidupan kita antar lain :
1. Bidang Militer
a. Mengenali sasaran peluru kendali melalui sensor visual.
b. Mengidentifikasi pesawat musuh melalui radar.
c. Teropong malam hari (night vision)
2. Bidang Medis / Kedokteran
a. Mendeteksi retak/patah tulang dengan CT Scan.
b. Rekonstuksi foto janin (USG).
c. Mendeteksi kanker (kanker otak)
3. Bidang Biologi
Pengenalan jenis kromosom melalui gambar mikroskopis
4. Bidang Pendidikan
Pengolahan pendaftaran mahasiswa menggunakan scanner.
5. Bidang Geografi dan Geologi
a. Pemetaan batas wilayah melalui foto udara / Landsat.
b. Mengenali jenis dan bentuk lapisan batuan bawah permukaan bumi melalui rekonstruksi hasil seismik.
6. Bidang Kepolisian / Hukum
a. Pengelan pola sidik jari (finger print).
b. Rekonstruksi wajah pelaku kejahatan.
c. Pengenalan pola hasil uji balistik.
7. Bidang Perdagangan
a. Pembacaan barcode pada barang di swalayan.
b.Mengenali huruf / angka pada suatu formulir secara otomatis.
8. Bidang Hiburan
Pemampatan video (MPEG).
9. Komunikasi data
Pemampatan citra yang ditransmisi (Internet).
B.     TAMPILAN PROGRAM   
Berikut ini adalah tampilan dari rancangan pada program deteksi tepi yang telah dibuat :
1.      Tampilan awal setelah program dijalankan atau di RUN :

2.      Tampilan setelah menekan tombol Pilih Gambar :

Jika sudah memilih gambar maka klik open dan akan muncul tampilan berikut ini:

3.      Tampilan setelah menekan tombol Proses :



4.      Tampilan setelah menekan tombol Simpan :


C.    INSTALASI PROGRAM
1.                  Instal program matlab terlebih dahulu, kemudian buka program matlab yang telah di instal tadi, maka tampilan awal yang akan muncul adalah seperti berikut ini :

2.                  Buat tampilan matlab dengan menggunakan GUI, dengan mengikuti langkah pada gambar berikut:

Setelah itu akan muncul tampilan berikut ini:

3.                  Kemudian buat tampilan matlabnya dengan menggunakan axes dan push button, disini saya membutuhkan dua buah axes dan tiga buah push button kemudian save, maka akan menjadi seperti ini hasilnya :

4.                  Pada tombol klik kanan lalu pilih view callbacks -> callback

Sehingga akan terhubung dengan editor dan langsung menuju script yang dimaksud untuk memasukkan script pada masing-masing tombol.

Pada tombol Pilih Gambar masukkan script berikut ini:
proyek=guidata(gcbo);
[namafile,direktori]=uigetfile({'*.jpg';'*.bmp';'*.png';'*.tif'},'Buka Gambar')
if isequal(namafile,0)
return;
end
eval(['cd ''' direktori ''';']);
I=imread(namafile);
set(proyek.figure1,'CurrentAxes',proyek.axes1);
set(imshow(I));
set(proyek.figure1,'Userdata',I);
set(proyek.axes1,'Userdata',I);

pada tombol proses masukkan script berikut ini:
proyek=guidata(gcbo);
I=get(proyek.axes1,'Userdata');
if isequal(I,[])       
msgbox('Belum ada gambar!','Peringatan','warn');
else
gray=rgb2gray(I);
BW = edge(gray,'sobel');
set(proyek.figure1,'CurrentAxes',proyek.axes3);
set(imshow(BW));
set(proyek.axes3,'Userdata',A);
redo_Callback(hObject, eventdata, handles);
end

sedangkan pada tombol simpan masukkan script berikut ini:
proyek=guidata(gcbo);
[namafile,direktori]=uiputfile({'*.jpg';'*.*'},'Simpan Citra');
I=get(proyek.axes2,'Userdata');
imwrite(I,strcat(direktori,namafile));

jika sudah maka save data tersebut dengan format “nama_file.fig” kemudian RUN.


KELOMPOK:

Pratiwi Ayu Ningsih           50407661
Rifka Sabilla                      50407723


4IA11